Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Informasi Produk atau Kegiatan Anda

Bukti Kemunculan Kembali Kaki Pada Ular Ditemukan

Written By Rizki on 26 Oktober 2016 | 17.19


Peneliti Temukan Bukti Kemunculan Kembali Kaki Pada Ular


Dahulu, ular memiliki kaki. Sekarang mereka telah berevolusi, tetapi gen untuk menumbuhkan anggota tubuh masih ada dan bisa aktif kembali.

Rekonstruksi Tetrapodophis (National Geographic)
Selama ini kita mengenal ular sebagai hewan melata, padahal dahulu sebelum evolusi, ular memiliki anggota tubuh berupa kaki. Pernahkah Anda membayangkan ular memiliki kaki, namun tetap bisa meluncur dengan cepat?

Baru-baru ini ilmuwan telah menemukan bukti kemunculan kembali kaki pada beberapa ular. Mengapa bisa begitu?

Dua ahli biologi University of Florida, Martin J. Cohn dan Francesca Leal menemukan gen Sonic Hedgehog (SHH) pada ular piton. SHH merupakan gen yang diperlukan untuk perkembangan anggota tubuh.

“Ini merupakan salah satu rancangan tubuh paling aneh pada vertebrata,” ungkap Chon saat mendeskripsikan penemuannya.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology tersebut, peneliti menemukan gen SHH menjadi aktif pada tahap tertentu dalam perkembangan ular piton. Itulah sebabnya mengapa ular piton terkadang memiliki cakar kecil yang menonjol dari kulit. Mereka mulai mengembangkan tungkai.“Pada kadal, gen SHH tetap aktif dan berfungsi sebagai penggerak, mendorong perkembangan anggota tubuh hingga jari-jari,” papar Chon.Elemen pengatur yang disebut enhancer mengontrol aktivasi gen SHH, membuatnya aktif atau non-aktif. Pada ular, mutasi pada enhancer bisa membuat gen tetap berada di posisi aktif, sehingga memungkinkan anggota tubuh tumbuh dan berkembang.

Fosil dari masa lampau menunjukkan bahwa sebelum berevolusi, ular memiliki kaki. (National Geographic)

Itu artinya, sangat mungkin bagi piton untuk menumbuhkan kaki, tanpa membutuhkan siklus evolusi penuh. Mereka hanya membutuhkan mutasi genetik yang tepat untuk membantu menumbuhkan anggota tubuh yang dulu pernah dimilikinya sebelum berevolusi.

Melalui penemuan ini, Chon melihat adanya implikasi masa depan untuk studi evolusioner. “Saya pikir hasil ini dapat menjadi pondasi untuk melakukan studi komparatif lebih jauh untuk mengamati bagaimana organ dan strukturnya menghilang selama waktu evolusi,” pungkasnya.

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/
loading...

Informasi

loading...

Arsip Berita